Rabu, 27 April 2016

Fokus Pembangunan Pemerintah Kota Cilegon


Cilegon sebagai salah satu wilayah yang menjadi tempat berinvestasi dan difokuskan oleh pemerintah sebagai salah satu tempat berkembangnya kawasan industri. Cilegon saat ini sudah memiliki banyak kawasan industri karena memiliki tempat yang starategis. Keunggulan dari Cilegon harus didukung oleh pemerintah pusat maupun daerah agar dapat bertumbuh menjadi wilayah yang lebih baik.

Pemerintah daerah Cilegon  dalam  banten raya mengatakan bahwa anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Cilegon tahun 2017 difokuskan untuk pembangunan infrastruktur.

Adapula proyek yang menjadi fokus Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon diantaranya pembangunan Jalan Lingkar Utara (JLU), penataan jalan dalam kota dan beberapa pembangunan fisik lainnya.
Walikota Cilegon Tb Iman Aryadi mengatakan, APBD tahun 2017 akan dititikberatkan pada pembangunan infrastruktur.

Pembangunan JLU Cilegon merupakan salah satu solusi dan pencegahan masalah kemacetan yang semakin parah. Selain sebagai solusi kemacetan, JLU diharapkan akan mendorong produktifitas perekonomian masyarakat serta industri. "Pembangunan JLU harus segera direalisasikan karena banyak manfaat nantinya," kata Iman saat melakukan konferensi pers di Hotel Grand Mangkuputra, (Selasa (29/3).

Selain pembangunan JLU, lanjutnya, perbaikan jalan protokol juga menjadi salah satu program yang akan menyedot APBD 2017. Jalan protokol yang akan diperbaiki antara lain Jalan Raya Ciwandan, Jalan Raya Merak, serta jalan protokol di dalam kota yang sudah rusak. "Mengapa pembangunan infrastruktur menjadi fokus, karena infrastruktur yang baik akan membuat semuanya efektif di segala bidang.

Misal akses ke sekolah, rumah sakit, pasar, dan lain-lain," jelasnya. Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Cilegon, Ratu Ati Marliati mengatakan, penggunaan APBD 2017 yang dianggarkan ke pembangunan infrastruktur sebanyak 35 persen dari total anggaran sekitar Rp 1,7 triliun.

Terbangunnya JLU dan infrastruktur kota CIlegon pastinya tidak hanya berdampak pada pertumbuhan daerah Cilegon saja. Pembangunan infrastruktur di Cilegon juga akan memperlancar kegiatan ekonomi di daerah sekitar Cilegon yang juga merupakan kawasan industri salah satunya adalah Cikande. Layaknya Cilegon, Cikande pun juga memiliki kawasan industri sendiri yang bernama Kawasan Industri Modern Cikande.

Kawasan ini juga ikut merasakan karena dari jalur tranportasi yang ada truk-truk pengiriman dari Kawasn Industri Modern Cikande bisa melalui Cilegon untuk mencapai Pelabuhan Merak sebagai alternatif pengiriman barang selain Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Saat ini, pembangunan infrastruktur tidak hanya menjadi perhatian pemerintah daerah saja, secara sistematis dan jangka panjang, pembangunan infrastruktur menjadi fokus hampir  di setiap daerah di Indonesia dikarenakan pemerintahan pada periode kepemerintahan Joko Widodo ingin menggerakan roda perekonomian secara cepat lewat pembangunan infrastruktur secara massif.

Kedepannya kita berharap Indonesia menjadi lebih baik karena fokus pemerintah pada infrastruktur.

Fokus Pembangunan Infrastruktur Provinsi Banten





Rencana Presiden Jokowi dalam pembangunan Infrastruktur menjadi agenda penting bagi pemerintah pusat dan daerah. Salah satu provinsi yang memiliki agenda dalam membangun infrastruktur adalah Banten yang saat ini masih dipimpin oleh Rano Karno. Berdasarkan kabar dari AntaraNews.com di tahun 2015, Pemerintah Provinsi Banten memfokuskan pembangunan infrastruktur jalan dalam upaya menunjang konektivitas antar wilayah dan kawasan pertumbuhan di Banten.

"Fokus utama kita infrastruktur jalan. Bukan berarti soal pendidikan dan kesehatan tidak, tapi infrastruktur itu menjadi fokus utama kita," kata Gubernur Banten Rano Karno di Serang. Rano Karno mengatakan langkah pertama yang dilakukan pemerintah Provinsi Banten adalah melakukan kordinasi dan harmonisasi dengan pemerintah pusat dan juga kabupaten/kota. Sehingga pelaksanaan pembangunan di Banten bisa berjalan lancar dan efektif karena sinkron dengan program yang ada di pusat dan kabupaten/kota.

Menurut dia, Pemerintah Provinsi Banten juga sangat siap menyambut kebijakan pemerintah pusat berkaitan dengan prioritas anggaran yang akan dikucurkan ke daerah termasuk sampai ke tingkat desa.

"Kami pemerintah Provinsi Banten sangat siap. Artinya dengan beberapa kali kunjungan presiden ke Banten sejak dilantik, pusat mempercayakan proyek-proyek besar di Banten. Ini harus mendapat dukungan penuh seperti soal infrastruktur," katanya.

Rencana ini  secara umum akan mempengaruhi roda ekonomi dan kecepatan tranportasi di setiap daerah sektor industri dan kawasan industri yang beroperasi di provinsi Banten pasti akan terkena dampaknya. Kawasan Industri seperti Kawasan Industri Modern Cikande akan menjadi lebih cepat bertumbuh dan semakin baiknya jalur transportasi yang ada akan mempermudah kegiatan industri yang berlangsung di kawasan industri tersebut.

Kawasan Industri yang menjadi fokus pemerintah pusat akan menjadi semakin diminati karena semakin mudah diakses untuk kegiatan industri dan semakin kegiatan industri akan berlangsung semakincepat dikarenakan akses yang semakin baik di Banten.

Kamis, 14 April 2016

Industri yang Menjadi Fokus Pemerintah di Tahun 2015 - 2016


Mengacu  pada arah  kebijakan Recana Panjang Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015  –  2019 maka arah kebijakan dan strategi pembangunan industri nasional dirumuskan menjadi berbagai hal yang dilakukan secara mendetai salah satunya adalah memilih jenis industri yang menjadi prioritas pemerintah. Hal ini menjadi penting pemerintah agar percepatan dan dampak yang diberikan lebih terarah dan memberikan dampak secara menyeluruh.

Berdasarkan (Rencana Strategis ) RENSTRA Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, dengan  memperhatikan  Klasifikasi  Baku  Lapangan  Usaha  Indonesia  (KBLI)  tahun  2009  ditentukan  10   industri  prioritas  yang  akan  dikembangkan  tahun  2015  -  2019.  Kesepuluh  industri  prioritas  tersebut  dikelompokkan  kedalam  6  (enam)  industri  andalan,  1 (satu) industri pendukung, dan 3 (tiga) industri hulu dengan rincian sebagai berikut:
  1. Industri Pangan;
  2. Industri Farmasi, Kosmetik dan Alat Kesehatan;
  3. Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka;
  4. Industri Alat Transportasi;
  5. Industri Elektronika dan Telematika (ICT);
  6. Industri Pembangkit Energi;
  7. Industri Barang Modal, Komponen, dan Bahan Penolong;
  8. Industri Hulu Agro;
  9. Industri Logam Dasar dan Bahan Galian Bukan Logam; dan
  10. Industri Kimia Dasar (Hulu dan Antara).
Dari kelompok industri yang ada dirumuskan terdapat beberapa rencana aksi yang melingkupi berbagai sisi mulai dari infrastruktur hingga Sumber Daya Manusia, mulai dari skala daerah hingga skala nasional. Hal ini dilakukan oleh pemerintah sehingga pembangunan yang ada bisa berjalan secara terarah dan sesuai dengan target yang ingin dicapai oleh pemerintah. Salah satu program yang dilakukan pada industri ini adalah memfasilitasi industri terkait dengan berbagai hal selain permodalan tetapi juga hal-hal yang menyangkut peningkatan kualitas SDM seperti mentoring dan hal lainnya seperti pengembangan teknologi industri terkait.

Untuk memperkuat perindustrian yang ada tentu saja perlu dilakukan pembangunan sarana dan prasarana industri.  Pembangunana prasaran ada sarana industri mencakupi stadardisasi industri, infrastruktur industri (kawasan industri) dan sistem informasi industri. Salah satu contoh pembangunan infrastrutktur industri yang nyata adalah pembangunan pintu tol Cikande yang membuka akses langsung ke arah Kawasan Industri Modern Cikande. Dengan adanya jalan tol ini diharapkan menjadi salah satu faktor yang memberikan kemudahan untuk berbagai pihak yang memiliki kepentingan di Kawasan Industri Modern Cikande.

Rencana Pengembangan Kawasan Industri Indonesia Periode 2015-2019




Berdasarkan data dari Fact & Figures Indonesia Industry pada maert tanggal 6 presiden rebuplik Indonesia mengeluarkan regulas pemerintah terkati dengan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional yang disingkat menjadi (RIPIN) tahun 2015 – 2035. RIPIN dibuat dengan amanat undang-undang no 3 tahun 2014 tentang Perindustrian, RIPIN berhubungan dengan terkait dengan Rencana Panjang Jangka Menengah Nasional(RPJMN) 2015 – 2019, dan menjadi arah bagi stakeholder industry dan pemerintah dalam bidang perencaanan dan pengembangan selama 20 tahun ke depan.
RIPIN terdiri dari beberapa regulasi utama untuk pengembangan industry seperti:
  1. Visi, Misi dan strategi terkati pengembangan industry
  2. Target dan langkah-langkah untuk mencapai pengembangan industri
  3. Bangunan industri nasional
  4. Pengembangan sumber daya industri
  5. Pengembangan fasilitas industri
  6. Pengembangan industrial
  7. Wilayah industri
  8. Menyetujui peraturan terkait dengan industri skala kecil dan menengah
RIPIN menjadi acuan dari pemerintahan pusat untuk melakukan dan membuat peraturan yang terkait dengan sektor industri. Disamping itu, RIPIN juga digunakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk pengembangan diskala provinsi, daerah dan kota. Penyusunan RIPIN 2015 – 2035, Kementrian Peridnustrian telah melibatkan berbagai lembaga terkait, KADIN, pelaku industry dan beberapa pakar dari perguruan tinggi.
Pemerintah sangat berharap dengan adanya poin-poin yang terkandung dalam RIPIN dapat memberikan perubahan yang terarah dan progresif untuk mencapai perekonomian dan kondisi industri Indonesia untuk mencapai Indonesia yang lebih baik. Hal-hal yang akan diberi dampak secara langsung dari eksekusi peraturan RIPIN adalah peningkatan nilai tambah, lapangan kerja dan memperkuat daya saing nasional.
Di tahun 2014, dijelaskan sekjen Kemenperin Ashari Bukhari bahwa implikasi dari RIPIN menghasilkan 5 strategi diantaranya adalah:
  1. Mengembangkan industri hulu dan antara berbasis sumber daya alam (SDA),
  2. Mengendalikan ekspor bahan mentah dan sumber energi,
  3. Meningkatkan penguasaan teknologi dan kualitas sumber daya manusia (SDM) industri,
  4. Mengembangkan wilayah pusat pertumbuhan industri, kawasan industri, dan sentra industri kecil dan menengah (IKM),
  5. Menyediakan langkah-langkah afirmatif berupa perumusan kebijakan, penguatan kapasitas kelembagaan, dan pemberian fasilitas.
Perhatian pemerintah dalam membangun kawasan industri terlihat dari strategiyang akan dikeluarkan oleh pemerintah. Kawasan Industri seperti Kawasan Industri Modern Cikande akan dipermudah dengan pembangunan pintu toll Cikande yang tentu saja akan memberikan kemudahan bagi pelaku bisnis di kawasan industri tersebut untuk melakukan kegiatan bisnis. Kedepannya pemerintah akan terus melakukan perbaikan dan evaluasi yang terkait dengan pengembangan industri sehingga tujuan-tujuan yang diinginkan oleh pemerintah bisa tercapai.

Rabu, 13 April 2016

Perumahan Strategis Lahan Hijau Modern Cikande Nyaman dan Asri




Pertumbuhan penduduk yang dari tahun ketahun semakin bertambah menjadikan semakin tinggi pula kebutuhan akan ruang baik ruang untuk tempat tinggal maupun untuk beraktifitas lainya, dari tingkat kebutuhan Lokasi yang strategis dan memiliki Nuansa Nyaman dan Asri sudah pasti dicari oleh banyak masyarakat.

Kawasan Industri  Modern Cikande berlokasi strategis di Cikande, Serang, Jawa Barat; sekitar 68 km dari Jakarta, 75 km dari Pelabuhan Tanjung Priok dan 50 km dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

MCIE dapat diakses melalui tol Jakarta-Merak kemudian keluar melalui pintu tol Ciujung. Pelabuhan  Bojonegara yang berjarak dekat dengan kawasan dan akan menjadi sentra pengangkutan barang untuk keperluan ekspor-impor terbesar di Indonesia sedang dalam proses perencanaan. Lokasi kawasan industri ModernCikande
Perumahan Asri dan nyaman di daerah cikande ini sudah mulai dipadati penduduk, selain itu daerah cikande ini sudah menjadi kawasan bagi para investor.

Modern Cikande dengan pelayanannya yang lengkap, memiliki area seluas 3.175 hektar, yang dilengkapi dengan infrastruktur berkualitas dan fasilitas-fasilitas pendukung serta pengaturan kawasan yang terencana dengan sangat baik, selain itu modern cikande di padati juga oleh para pebisnis pebisnis local maupun luar negeri untuk mengembangkan Industri di Modern Cikande dam  MCIE pun dihuni oleh lebih dari 200 perusahaan baik lokal maupun asing. MCIE merupakan hunian bagi berbagai jenis industri meliputi industri kimia, pengolahan makanan, komponen otomotif, komponen sepatu dan masih banyak lagi. Lebih lanjut penghuni kawasan industri ModernCikande.

Selain menyediakan infrastruktur yang tertata dengan baik, kawasan lahan industri ModernCikande juga menyediakan pelayanan terpadu satu pintu untuk membantu para investor dalam proses pendirian bisnisnya di Indonesia. Pelayanan ini meliputi proses pengajuan perijinan ke Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia (BKPM).

Kualitas infrastruktur yang dikolaborasikan dengan fasilitas pendukung terbaik serta area terbuka hijau yang luas dan pengaturan kawasan yang terencana merupakan tujuan MCIE untuk menjadikannya sebagai salah satu kawasan industri terbaik di bagian Jakarta barat.

Hotel Swiss Belinn Modern Cikande Akan Dibangun Dengan Taraf Internasional



Peresmian pertama peletakan batu guna pembangunan hotel Swiss-Berlinn Modern Cikande yang terletak di dalam kawasan industry, Cikande (banten).
Presiden direktur PT.Modern Land Realty Tbk. William Honoris Mengatakan pengoperasian hotel bintang tiga yang bertaraf Internasional untuk menunjang Akomodasi para tamu perusahaan penghuni kawasan industry Modern Cikande.

Dengan adanya Hotel Swiss-Belinn Modern Cikande guna fasilitas lengkap serta Penunjangan Akomodasi para tamu Tenant dapat menjadi daya tarik perkembangan Industri Modern Cikande.
Hotel Swiss-Berlinn Direncakan akan memiliki ketinggian 10 Lantai dengan 165 Kamar serta dilengkapi dengan Ballroom berkapasitas sekitar 1.000 orang.

Dan William pun menambahkan nilai investasi pembangunan hotel Mencapai RP125 Miliar dengan akses lokasinya yang strategis, terletak diantara balaraja dan serang dibagian barat Jakarta dengan akses Tol langsung dari Tol Jakarta-tanggerang Exit Ciujung kragilan Km. 60 Exit Cikande  di Km 52+150 yang rencananya akan beroperasi pertengahan 2016 ini.

HpHotel Bisnis yang dikeloal secara Professional ini akan memiliki Fasilitas 165 Kamar dengan Tipe 4 kamar,yaitu : Deluxe,Grand Deluxe, 1 Bedroom,Apartment, dan Modern Suite Room, dan akan direncakanan Beoperasi pada Akhir 2017.
Hotel Swiss-belin Modern Cikande dengan Fasilitas Berinfrastruktur yang terintergrasi pada Akomodasi yang Nyaman dan Menyenangkan bagi para pengunjung dan tenant yang dating di Hotel Swiss-belinn.

Dan saat ini Modern Cikande merupakan kawasan Industri terbesar Di Jakarta barat yang berlokasi strategis di Cikande, selain itu akses terdekat dengan pelabuhan besar yakni Ciwan,Cigading dan Merak Mas.

Dengan pengalaman yang cukup banyak dalam membangun dan melakukan development terhadap beberapa proyek. PT Moderland Realty merupakan partner yang tepat dalam berinvestasi, Hingga saat ini sebagai pengembang PT Modernland Realty tetap melakukan yang terbaik dalam pengelolaan  kawasannya sehingga para tenant atau penghuni tetap nyaman dan memberikan kepercayaannya.

Senin, 04 April 2016

Investasi Taiwan di Indonesia Tahun 2016



Seperti yang dilansir oleh bisnis.com Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di tahun 2016 mengidentifikasi minat investasi dari Taiwan senilai 3 miliar dolar AS (setara Rp41,7 triliun, kurs Rp13.900) untuk sektor industri petrokimia, baja, dan perkapalan. Minat tersebut muncul dalam gelaran Investor Forum Taiwan di Kantor BKPM, 1 Maret 2016, yang dihadiri 177 investor dari berbagai sektor dan bidang usaha baik yang eksisting maupun yang masih penjajakan.

Pada tanggal 28 Maret 2016 lalu disebutkan oleh liputan6.com bahwa Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengidentifikasi minat investasi sebesar US$ 10 juta atau senilai Rp 125 miliar (estimasi kurs 12.500 per dolar AS) dari perusahaan asal Taiwan yang memproduksi bahan baku komponen otomotif, yaitu bar dan wire dari logam. Perusahaan berencana untuk membangun pabrik di wilayah Cikarang, Jawa Barat.

Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan minat investasi tersebut tidak lepas dari berkembangnya industri otomotif di Tanah Air yang memberikan peluang besar bagi industri komponen otomotif. Bar dan wire merupakan bahan baku yang selanjutnya dapat diolah menjadi produk jadi, misalnya komponen otomotif seperti mur dan baut, per, dan ball joint. Selain itu, juga bisa diolah menjadi komponen sepeda dan sepeda motor, seperti jari roda, baut, dan keranjang.

Dari data BKPM, sepanjang tahun 2015 realisasi investasi dari Taiwan terdapat sebesar US$ 107,95 juta, terdiri atas 275 proyek dan masuk dalam peringkat ke-15 dari seluruh negara yang menanamkan modal di Indonesia.    Sementara dari data Financial Times pada Februari 2016, total Outward Investment Taiwan ke Indonesia berada di posisi ketujuh dengan total investasi sebesar US$ 1,5 miliar.

BKPM akan terus memfasilitasi masuknya investasi dari Taiwan untuk pencapaian realisasi investasi tahun 2016 sebesar Rp 594,8 triliun, khususnya sumbangan dari penanaman modal asing yang dipatok sebesar Rp 386 triliun atau 65 persen dari total realisasi investasi yang ditargetkan masuk.

Kawasan Industri pun tidak luput dari investasi perusahaan-perusahaan Taiwan. Terdapat sebuah perusahaan IT ternama asal Taiwan bernama FOXCONN pada tahun 2013 berinvestasi di Kawasan Industri Modern Cikande. Di Kawasan Industri Modern Cikande terdapat 12 perusahaan asal Taiwan yang menempati 33 ha. Kedepannya pertumbuhan investasi di Indonesia akan terus membaik dikarenakan pemerintah secara pro aktif melakukan berbagai langkah strategis via BKPM.

Minggu, 03 April 2016

Investasi Korea Selatan di Indonesia


Dirilis oleh situs resmi Kedutaan Besar Republik Indonesia kbriseoul.kr, Korea Selatan merupakan mitra penting bagi Indonesia. Hubungan dan kerja sama bilateral kedua negara meningkat tajam dalam dekade terakhir ini terutama sejak kedua negara memasuki kemitraan strategis yang ditandai dengan penandatanganan the Joint Declaration on Strategic Partnership oleh Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Korsel Roh Moo Hyun pada tanggal 4 Desember 2006 di Jakarta. Joint Declaration mencakup 3 (tiga) pilar kerjasama, yaitu: 1) kerjasama politik dan keamanan, 2) kerjasama ekonomi, perdagangan dan investasi; dan 3) kerjasama sosial budaya.

Setelah masa presiden Susilo Bambang Yudhoyono berakhir hubungan kerja sama bilateral diantara Republic of Korea (Korea Selatan) dengan Republik Indonesia tetap berlangsung. Salah satu bentuk kerja sama pemerintahan Presiden Republik Indonesia Jokowi dengan kunjungan Presiden ke Busan dalam rangka Commemorative Summit ASEAN-ROK ke-25 pada 10-12 Desember 2014 dimana didalamnya dibahas hal-hal yang menyakut hubungan bilateral antara Korea Selatan dengan  Republik Indonesia dari berbagai aspek mulai dari ekonomi hingga politik antar kedua negara.

Kerja sama dengan Pemerintah Republik Indonesia dengan Korea Selatan berlangsung sejak tahun 2006 dimulai dari ditandatanganinya the Joint Declaration on Strategic Partnership tanggal 4 – 5 Desember 2006. Dengan adanya hubungan baik yang terbina selama bertahun-tahun, hingga saat ini, masyarakat Korea Selatan telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Data menunjukkan bahwa nilai realisasi investasi Korea Selatan di Indonesia terus meningkat pada tahun 2013. Pada tahun tersebut, nilai investasi dari Korsel mencapai USD 2,2 miliar. Nilai tersebut telah melebihi nilai investasi Korsel pada tahun 2012 dan menempatkan Korsel sebagai investor terbesar ke-4 setelah Jepang, Singapura dan Amerika Serikat.

Saat ini pada tahun 2016, sebanyak 25 perusahaan asal Korea Selatan menjajaki peluang untuk memanfaatkan fasilitas Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK) di Indonesia. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melalui perwakilannya di Korea Selatan memfasilitasi investor asal Korea Selatan untuk bertemu dengan pengelola salah satu kawasan industri yang termasuk dalam 14 kawasan industri yang ditetapkan oleh pemerintah.

Beberapa kawasan industri termasuk Kawasan Industri Modern Cikande pun telah lama memiliki investor dan tenant  yang berasal dari Korea Selatan. Jumlah perusahaan Korea Selatan yang berada di Kawasan Industri Modern Cikande mencapai 19 perusahaan dan menggunakan 20ha lahan.

Investor Korea Selatan termasuk yang aktif melakukan penanaman modal di Indonesia.  Dari data BKPM realisasi investasi yang masuk dari Korea Selatan tahun lalu mencapai US$1,2 miliar tumbuh sebesar 7,6 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sejak 2010-2015 nilai investasi yang masuk dari Korea Selatan mencapai angka US$8 miliar. Dalam periode tersebut sektor yang masuk didominasi oleh sektor industri logam mencapai 45 persen.

Sedangkan dari sisi komitmen investasi pada tahun 2015, tercatat kenaikan komitmen sebesar 86 persen dari tahun sebelumnya menjadi US$4,8 miliar. Korsel menduduki peringkat kelima dari daftar asal negara komitmen investasi setelah Tiongkok, Singapura, Malaysia dan Jepang.


Prediksi Pertumbuhan Industri Pengolahan Makanan di Indonesia




Berdasarkan berita dari Liputan6.com, Kemenperin terus mendorong pengembangan industri makanan dan minuman nasional. Lantaran, industri ini dinilai akan memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015.

Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, pertumbuhan industri makanan dan minuman nasional mencapai 8,16 persen atau lebih tinggi dari pertumbuhan industri non-migas sebesar 5,21 persen pada kuartal I 2015. Sedangkan, pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 4,71 persen.

"Sektor industri makanan dan minuman berkontribusi sebesar 29,95 persen terhadap PDB industri pengolahan non-migas, sedangkan industri non-migas berkontribusi sebesar 86,4 persen terhadap industri pengolahan atau sebesar 18,27 persen terhadap PDB Nasional," ujar Saleh seperti dikutip dari keterangan diterbitkan di Jakarta, Selasa (26/5/2015).

Selain itu, kontribusi besar industri makanan dan minuman nasional terlihat dari sumbangan nilai ekspor yang terus naik mencapai US$ 456,6 juta pada Januari 2015, dibandingkan nilai ekspor pada Januari 2014 sebesar US$ 411,5 juta.  Selanjutnya, perkembangan realisasi investasi sektor industri mamin kuartal I 2015 sebesar Rp 6.167 miliar untuk PMDN dan PMA sebesar US$ 533,8 juta.

Tercapainya target dari industri pengolahan makanan pada 2015 memberikan sumbangan yang signifikan pada pertumbuhan industri di Indonesia. Kembali terlihat dari data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memperlihatkan pengajuan izin prinsip di sektor makanan sejak awal tahun ini hingga kemarin mencapai Rp 184,92 triliun. Jumlah ini setara 32,31 persen dari total keseluruhan rencana investasi di sektor manufaktur sebesar Rp 572,29 triliun. (Baca: Kuartal III 2015, Produksi Industri Padat Karya Menurun).

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, rencana penanaman modal tersebut melonjak lebih dari tiga kali lipat. Rencana investasi ini terdiri dari penanaman modal dalam negeri sebesar Rp 21,19 triliun dan penanaman modal asing sebesar Rp 163,73 Triliun. “Menunjukkan sektor ini masih menjadi penggerak pertumbuhan sektor manufaktur dalam beberapa tahun mendatang,” kata Kepala BKPM Franky Sibarani dalam siaran resminya, Rabu, 30/12/2015.

Industri pengolahan akan terus berkembang dan tumbuh di Indonesia prediksi ini secara diyakini oleh berbagai pihak. Data di salah satu kawasan industri (Kawasan Industri Modern Cikande) menunjukan bahwa Industri pengolahan makanan mendominasi lahan, dengan luas lahan secara keseluruhan mencapai 282 ha yang tadinya hanya 182 ha. Pertumbuhan jumlah pun bertambah dari tahun sebelumnya yang hanya 15 tenant menjadi 20 tenant yang bergerak di Industri pengolahan makanan. Secara garis besar Industri pengolahan makanan akan terus berkembang sesuai dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat.