Jumat, 13 Mei 2016

Besi Baja Prioritas Industri Tahun 2016 di Modern Cikande


Berdasarkan artikel dari Liputan6, November 2015, Pembangunan infrastruktur, konstruksi yang terus tumbuh, dan industri termasuk galangan kapal dan otomotif membutuhkan bahan baku baja. Kebutuhan baja kasar (crude steel) tercatat terus menanjak, dari 7,4 juta ton pada 2009 menjadi 12,7 Juta ton pada 2014.  guna memenuhi permintaan baja domestik dan menghindari ketergantungan yang tinggi terhadap baja impor, maka masih diperlukan banyak investasi di sektor baja.

"Hal ini diperlukan juga untuk dapat memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur di Indonesia yang diperkirakan sekitar Rp 5.000 triliun sampai dengan 2019 dan membutuhkan baja sekitar 17,5 Juta ton per tahun," ujar dia di Jakarta, Rabu (25/11/2015).

Industri besi dan baja juga menjadi salah satu industri prioritas lantaran merupakan bahan baku dasar bagi industri lainnya antara lain industri galangan kapal, industri di sektor migas, alat berat, otomotif, dan eletronika. Selain itu, industri besi dan baja adalah salah satu pendukung utama dalam rangka pembangunan infrastruktur di Indonesia antara lain jalan, bandara, pelabuhan, rel kereta api, dan beberapa fasilitas lainnya.

Dukungan dari pemerintah terhadap perkembangan industri baja pun dilakukan dengan membentuk kebijakan SNI Wajib untuk Produk besi baja, tata niaga impor besi atau baja, Program Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dan inisiasi tindakan perdagangan (trade remedies).

"Dalam rangka pengembangan industri besi baja nasional pemerintah telah memberi fasilitas bagi investasi baru maupun perluasan industri berupa pemberian tax holiday dan tax allowance," kata Menteri Perindustrian Saleh Husin melalui siaran pers di Jakarta, Selasa (24/11/2015).

Perkembangan industri baja pun pada beberapa kawasan industri terlihat cukup mendominasi karena kebutuhannya seperti yang ada pada Kawasan Industri Modern Cikande. Perusahaan baja yang berlokasi pada kawasan industri ini pada tahun 2015 mencapai 36 perusahaan dengan total penggunaan lahan 106 ha.

Menurut Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) I Gusti Putu Suryawirawan kepada Bisnis.com, November 2015, menyampaikan kondisi industri baja nasional menunjukkan perkembangan positif dari tahun ke tahun. Tercatat 352 perusahaan industri baja nasional yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi mampu menyerap 200.000 tenaga kerja dengan kapasitas produksi mencapai 14 juta ton per tahun. Pemerintah berharap pada tahun 2016 industri baja akan meningkat seiring dengan peningkatan industri, infrastruktur berdasarkan program-program pemerintah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar